Rabu, 19 November 2008

SIDAT BENGKULU KOMODITI YANG BELUM TERGARAP

BENGKULU, SABTU - Ikan sidat yang banyak terdapat di sungai, muara, dan laut Bengkulu memiliki kualitas ekspor yang hingga kini belum dimanfaatkan, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Maman Hermawan."Kita memiliki potensi ikan sidat yang sangat besar, namun selama ini belum dimanfaatkan," katanya di Bengkulu, Sabtu.
      Informasi dari nelayan setempat, mereka bisa menangkap sidat sebanyak 60 ton per minggu, jika sedang musim bertelur, saat ikan itu berada di laut. Sidat merupakan ikan berbadan panjang, sejenis belut namun memiliki kuping, bisa hidup di laut dan air tawar.
      Habitat asli ikan tesebut berada di sungai dan muara, namun ketika akan bertelur turun ke laut yang paling dalam. Setelah menetas, anak sidat akan kembali naik ke sungai dan muara sampai besar.
      Selama ini, sidat hasil tangkapan nelayan hanya dioleh menjadi ikan asin dan dijual di sekitar Provinsi Bengkulu. Padahal itu, merupakan salah satu komiditas ekspor dan banyak diminati terutama pasar di Jepang. "Saya sedang menginventarisasi berapa banyak sidat hasil tangkapan nelayan, rencananya kita akan mengupayakan agar bisa diekspor terutama ke Jepang," katanya.
      Untuk tempat bertelur, kata dia, kebanyakan di wilayah perairan Enggano, yang memang lautnya sangat dalam, namun habibat ketika tidak sedang bertelur berada di hampir seluruh sungai dan muara yang ada di Provinsi Bengkulu. "Di Bengkulu banyak sungai besar yang bermuara ke laut, sehingga ikan sidat pada saat musim bertelur turun ke laut," katanya.
      Mengenai budidaya sidat, menurut dia, hingga kini di Indonesia belum ada yang membudidayakan ikan itu. Yang ada hanya pembesaran yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. "Belum ada budidaya, yang ada hanya pembesaran, yakni mengambil bibit sidat dari laut kemudian dibesarkan di penangkaran," katanya.
      Maman juga memprogramkan untuk membangun tempat pembesaran ikan sidat di Bengkulu. Terkait dengan rencanan itu pihaknya telah melakukan studi banding ke Karawang. "Saya juga akan membawa contoh ikan sidat ke Departemen Kelautan dan Perikanan, sekalian mengusulkan agar pusat membangun tempat pembersaran ikan tersebut di Bengkulu," katanya.
Posted by HPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar